 |
| Sandhyakala ning Majapahit karangan Sanusi Pane 1975 |
Judul : Sandhyakala Ning Majapahit
Penyusun : Sanusi Pane
Penerbit : Pustaka Jaya - Jakarta
Genre : Fiksi Sejarah
Cetakan : ketiga tahun 1975
Tebal : 72 halaman
Dimensi : 21 cm X 14.5 cm
Sampul : Paperback
Kondisi : Cover ada yang lecet (cek gambar).
Harga : Rp. 60.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Call/SMS : 0 8 2 1 3 0 2 9 2 6 3 6
Penyusun : Sanusi Pane
Penerbit : Pustaka Jaya - Jakarta
Genre : Fiksi Sejarah
Cetakan : ketiga tahun 1975
Tebal : 72 halaman
Dimensi : 21 cm X 14.5 cm
Sampul : Paperback
Kondisi : Cover ada yang lecet (cek gambar).
Harga : Rp. 60.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Call/SMS : 0 8 2 1 3 0 2 9 2 6 3 6
"Lakon ini pertama kali dimuat dalam majalah Timboel tahun VII, nomor 1/2, 3/4 dan 5/6. tahun 1932. "
Kata Bermula
(Diucapkan oleh seorang berpakaian biksu Budha, berwarna kuning tua. Di kiri kanan dan bahagian belakng mimbar berdiri perdupaan yang besar. Dari dalamnya keluar asap kemenyan).
Om! Turunkan rahmat Paduka. O, Syiwadbudha,yang bersemayam di hati dunia dan di hati segala yang ada dan buat lakon ini berjalan dengan selamat, karena persembahan seorang pujangga kepada bangsanya, yang berjuang untuk kemerdekaan dan kemuliaan.
Adalah lakon ini berdasarkan berita dalam Serat Kanda, DamarWulan, Paparaton dan Nagarakartagam, dipetik dan disatukan sang pujangga jadi hikayat untuk cermin perbandingan bagi turunan sekarang.
Damar Wulan, seorang kesatria yang mengalahkan Menak Jingga, musuh Majapahit.
Menurut zaman Damar Wulan, turunlah derajat Majapahit dan akhirnya dimusnahkan oleh balatentara Islam, sehingga mulailah lakon yang baru.
Dengar dan lihatlah ya tuan, turunan sekarang, bagaimana sang pujangga menghidupkan waktu yang silam kembali pada kaki singgsana Ibu dan Ratu.
Pujangga merasa dirinya kurang tenaga, karena itu mengharap diganti oleh darah muda.
Pekerjaannya hanya percobaan saja, menanti kedatangan yang lebih tinggi martabat dirinya.
Lakon ini mengandung pengharapan, supaya pujangga boleh berhenti, karena diganti tenaga baru.
Kamulah, pemuda, harapan bangsa, kami yang tua tidak berdaya.
Jikalau kamu telah membaca atau melihat lakon ini, timbulkan maksud dalam hatimu mengarrang lakon yang lebih indah.
Pujangga mendo'a kepada Dewata, supaya tuan diberi tenaga. (Sanusi Pane) ©
Pujangga mendo'a kepada Dewata, supaya tuan diberi tenaga. (Sanusi Pane) ©
CARA PEMBELIAN
Pastikan dulu buku yang anda minati. Buku/pesanan akan akan dikirim setelah uang dengan nominal yang telah disepakati sebelumnya, dikirim via bank yang sudah kami tentukan. Cukup sekian untuk informasinya. Terima kasih banyak.
—
Sejarah
